Sambal merupakan ciri khas kuliner tradisional Indonesia yang banyak ragamnya. Masing-masing daerah memiliki jenis sambal yang berbeda.
Kurang lengkap rasanya jika tidak menambahkan sambal dalam sajian makanan sehari-hari. Namun demikian, jenis sambal punya padanan makanannya sendiri. Seperti tempe mendoan akan terasa nikmat dengan cocolan sambal kecap. Atau sambal dabu-dabu pas sekali dipadankan dengan ikan bakar. Jelas sekali kehadiran sambal dijadikan pelengkap yang sifat ‘wajib’ dalam makanan apapun.
Di tahun 1959 tepatnya di Lampung nama sambal Tao Yen mungkin tak banyak yang mengenalnya. Memasuki pertengahan tahun 2015, sambal yang kemudian merubah nama menjadi Sambal Bulan Purnama ini menjajakan pasar Jakarta pertama kalinya. “Kami sangat percaya bahwa sambal yang selalu kami makan dari kecil ini mempunyai potensi pasar yang sangat besar di luar Lampung.
Dengan menekuni bisnis produk yang kami cintai dan gunakan dalam kehidupan sehari-hari, kami yakin orang lain juga akan menjadi tertarik.” Ungkap pemilik Sambal Bulan Purnama.
Target pasar Sambal Bulan Purnama adalah semua orang yang suka makan pedas, dan juga yang memperhatikan apa bahan-bahan yang terkandung di dalam makanan yang dikonsumsi.
“Di tengah maju nya teknologi, semakin sulit mencari makanan yang rasa nya lezat tanpa menggunakan artificial flavoring / penguat rasa buatan. Sambal kami menggunakan 100% cabai alami yang diseleksi dan diproses secepatnya setelah dipetik. Kami membatasi kuantitas di setiap siklus produksi untuk menjaga kualitas di tiap botol sambal.” Jelasnya menambahkan.
Dengan melakukan strategi marketing kini Sambal Bulan Purnama mendapatkan respon positif dari masyarakat. Ditambah setelah bergabung menjadi salah satu merchant di GoFood sangat memudahkan penjualan karena menjangkau konsumen secara efisien dan efektif.