Sejak dini hari, Asriah Sri Rahayu sibuk berkutat di dapur rumahnya. Bukan tanpa alasan, kegiatan itu telah dilakukan sejak 6 tahun lalu. Memiliki sebuah warung nasi di dekat perkantoran membuat wanita berusia 50 tahunan ini harus bangun lebih pagi. Sementara orang-orang larut dalam tidur nyenyak Asriah dengan telaten menyiapkan bermacam masakan yang akan dijualnya.
“Sebelum berjualan nasi awalnya suka ada pesanan kue, anak-anak saya juga suka bawa makanan ke sekolah. Ada nasi goreng, kwetiau. Temen-temen di sekolahnya ternyata pada suka. Setelah itu jadi suka bawa jualan makanan ke sekolah anak-anak. Pas ada kesempatan akhirnya saya jualan di tenda biru ini” ujarnya wanita asal Cirebon ini.
Tiap hari, Asriah berangkat ke warung sederhana miliknya yang berada di dekat perkantoran wilayah Semanggi. Dalam perjalanan menuju warung tempat berjualan Asriah kerap melihat petugas Dinas Kebersihan yang sedang bertugas membersihkan jalanan. Rasa iba terbesit pada diri Asriah. Dalam hati kecilnya ia berkata “mereka sudah pada sarapan belum ya?”
Keesokan harinya sebelum berangkat ke warung, Asriah menyiapkan beberapa bungkus nasi untuk diberikan ke dinas kebersihan yang dilihatnya kemarin. Meski tak banyak, tapi Asriah ingin sekali berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Asriah teringat dengan almarhumah ibunya yang juga dulu pernah berjualan nasi. Ada nasihat yang selalu diingatnya hingga kini. “Kalau pingin jualan laris rutin sedekah, bisa berupa uang, nasi, apa aja yang bisa dikasih.” kenangnya sambil menirukan pesan almarhumah ibunya.
Tiap kali nasi bungkus diberikan ke pasukan oranye ada kepuasan tersendiri yang Asriah rasakan. Perasaan tenang, nyaman, bahagia, campur aduk yang membuatnya semakin semangat menjalani kegiatannya.
Meski hanya menu sederhana yang diberikannya tapi Asriah rajin mengganti menu. “Menunya saya ganti kadang telur balado, ikan goreng, walaupun sederhana tapi saya seneng ngelakuin ini. Ada rasa tenang, puas, bahagia.” ungkap dia.
Ada harapan besar yang membuat Asriah selalu semangat tiap kali memberikan nasi bungkus. Selain nasihat almarhumah ibunya ada cerita lain yang juga menginspirasinya. Suatu ketika ia mendengar kisah warung makan yang memberi makan sebanyak 1000 bungkus untuk kamu dhuafa. Berawal dari situ semangatnya semakin gigih.
Soal rezeki, Asriah yakin sudah ada yang mengaturnya. Tidak perlu menuntut ini itu berjalan apa adanya semua akan datang dengan sendirinya yang penting terus berusaha karena akan ada jalannya. Keyakinannya ini berjalan dengan lancar seiring dengan warungnya yang telah menjadi partner GoPay.
Banyak manfaat yang dirasakan Asriah setelah bergabung dengan GoPay. Seperti kemudahan transaksi dengan pembeli di warungnya sehingga tak perlu repot lagi mengantri. “Semua jadi praktis dan cepat pakai GoPay. Saya juga enggak repot cari kembalian. Orang kantoran kalo makan siang kan suka buru-buru pingin cepet nah sejak pakai GoPay semuanya jadi praktis. Tinggal scan langsung pergi.”
Karena kemudahan yang bisa langsung terasa kabar baiknya penjualan di warung Asriah meningkat hampir 50%. “Setelah bergabung selama dua tahun sebagai mitra GoPay alhamdulillah penjualan meningkat. Merasa terbantu sekali.” ungkapnya.
Asriah yakin perbuatan baik sekecil apapun jika dikerjakan dengan tulus dan ikhlas akan membuat perasaannya menjadi tenang. “Setiap ucapan adalah doa, dan saya selalu bersyukur atas apa yang sudah diberikan sang pencipta.” tutupnya.