Setahun sudah GO-FOOD hadir di tengah masyarakat. Banyak kisah menarik yang tertuang selama perjalanan ini. Kehadiran GO-FOOD bagaikan oase yang menyegarkan bagi siapapun.
Respon positif maupun negatif menjadi feedback agar GO-FOOD bisa menjadi lebih baik setiap harinya. Berikut pengalaman dari para pengguna setia GO-FOOD yang berhasil diwawancara oleh tim kami.
“Saya terbantu banget semenjak ada GO-FOOD. Karena saya punya studio foto, jadi setiap ada pemotretan lebih mudah kalau mau memesan makanan pakai GO-FOOD” tutur Iok membuka pembicaraan.
Saat GO-FOOD hadir setahun yang lalu Iok menyambutnya dengan antusias. Layanan Food Delivery ini ternyata sangat membantu kesehariannya. Terlebih profesi Iok sebagai seorang pemilik studio foto yang tidak bisa berlama-lama keluar rumah untuk membeli makanan.
“Sebenarnya saya suka masak tapi nggak suka beres-beresnya jadi pesan GO-FOOD aja. Aplikasi GO-FOOD sangat membantu untuk mencari makanan dan semoga kelengkapan menu bisa ditambah. Melalui GO-FOOD jadi lebih praktis.” Jelasnya
Pria ini menceritakan dalam sehari bisa memesan makanan sebanyak 4 sampai 5 kali. Yang paling sering dipesannya adalah kopi Starbucks.
“Saya paling sering pesan kopi Starbucks, dalam sehari bisa sampai tiga kali. Kalau makanan seringnya pesan Mie Losari” ungkap Iok.
Untuk kedepannya, Iok mengharapan agar GO-FOOD semakin banyak pilihan makanannya, dan juga ditambahkan deskripsi makanannya agar membantu costumer memilih makanan. Selain itu kualitas makanan juga harus diperhatikan.
3 kata untuk GO-FOOD “Praktis, Cepat, Convenience” jelas Iok menutup sesi wawancara.
Sementara itu costumer GO-FOOD lainnya bernama Maeeva Amin, wanita berparas cantik ini pertama kali mengenal dan menggunakan GO-FOOD pada September 2015 untuk memesan minuman favoritnya yaitu Chatime.
“Makanan yang sering saya pesan itu nasi lemak dari rumah makan Kemangi. Sekoteng juga, sampai big chain restaurant seperti McD dan KFC. Saya juga pernah pesan Hokben jam 4 pagi lewat GO-FOOD. Padahal big chain restaurant punya delivery service sendiri ya, tapi entah kenapa saya tetap pesan lewat GO-FOOD” terang Maeeva menceritakan pengalamannya.
Setiap kali Maeeva memesan makanan melalui GO-FOOD hampir tak pernah sedikit karena barengan dengan teman-temannya.
“Karena saya pesannya rame-rame dan kadang harga makanan tinggi, biasanya driver minta cancel booking alasannya karena uang nggak cukup. Karena sering cancel jadi account saya pernah di suspend” Keluh Maeeva.
Meski account-nya pernah di-suspend, namun tak membuat Maeeva merasa kapok untuk memesan makanan melalui GO-FOOD.
Diakuinya dengan adanya GO-FOOD Maeeva sangat terbantu sekali. Ada banyak pengalaman menarik yang tak terlupakan selama setahun bersama GO-FOOD.
“Pernah pesan tapi makanan yang datang salah semua, karena kasihan sama driver GO-JEK akhirnya dimakan juga” kenangnya
Dalam sehari Maeeva biasa memesan 4 sampai 5 kali makanan yang biasa dipesannya McD, Gandys, Kemangi dan Union.
3 kata menurut Maeeva untuk mendeskripsikan GO-FOOD “Cepat, saya seperti princess, effortless dan bikin timbangan naik” ungkapnya sambil tersenyum.
Berbeda dengan Iok dan Maeeva, Adystra merupakan konsumen pertama Go-FOOD ketika aplikasi ini pertama kali dirilis.
“Pertama kali pakai GO-FOOD itu pas launching April tahun lalu. Kebetulan ada teman yang kerja di GO-JEK dan kasih info kalau ada layanan terbaru berupa pengiriman makanan” terang Adystra.
Makanan pertama yang dipesannya saat itu adalah Bakmi GM (Gajah Mada), selain karena suka sekali dengan bakmie alasan lainnya adalah karena malas mencari nomor telepon restoran. Sehingga kehadiran GO-FOOD sangat membantu.
Pria pemilik local brand ini menceritakan alasan memesan makanan melalui GO-FOOD, “GO-FOOD helps me to cut the hustle, karena transportasi saya hanya sepeda. Akhirnya pake GO-FOOD karena lebih praktis” cetus Adystra
Nasi goreng Apjay dan martabak menjadi makanan yang sering dipesannya. Harapan Adystra untuk kedepannya semoga GO-FOOD jangkauannya lebih luas lagi.
Tiga kata untuk GO-FOOD “cepat, reliable dan hustlefree”.